Minggu, 03 Mei 2015

Komunikasi Berdasarkan Golongan Darah O




Oleh Ponijan Liaw
Hasil temuan seorang ilmuwan Jepang, Furukawa Takeji. Beliau adalah orang yang pertama kali meneliti dan menyatakan bahwa golongan darah seseorang akan memengaruhi kepribadian dan karakter orang tesebut secara langsung (baca lengkap di buku saya: Understanding Your Communication Styles - Memahami Gaya Komunikasi Anda). Pada edisi ini, sampailah kita kita pada pembahasan karakter dan gaya komunikasi yang sebaiknya diterapkan jika berhadapan dengan orang bergolongan darah terakhir dalam seri ini, yaitu 'O'.

Karakter Orang Bergolongan Darah 'O'

Orang-orang dengan golongan darah O adalah mereka yang tidak banyak ambil pusing, penuh semangat dan memiliki jiwa sosial yang tinggi. Mereka adalah orang yang paling fleksibel di antara semua golongan darah yang ada. Mereka akan dengan cepat memulai sebuah proyek namun mengalami masalah ketika melanjutkannya dan tidak jarang banyak juga yang dengan mudah menyerah di tengah jalan. Mereka terkadang bertingkah dan tidak terlalu dapat dijadikan sandaran. Mereka selalu mengatakan apa yang ada di pikiran mereka secara langsung. Mereka selalu jujur. Mereka menghargai pendapat orang lain dan suka menjadi pusat perhatian. Selain itu, orang-orang bergolongan darah O ini memiliki rasa percaya diri yang sungguh kuat. Di Jepang, golongan darah ini merupakan golongan darah rata-rata orang di sana.

Gaya Komunikasi dengan Orang Bergolongan Darah O

Ketika berhadapan dengan orang bergolongan darah O yang penuh semangat dan percaya diri, terus terang, optimistis, terkadang egois dan kreatif, hal-hal berikut dapat dijadikan pedoman:
- Berbicaralah dengan semangat dan penuh vitalitas. Karena mereka kurang menyukai orang-orang yang terkesan lemah, letih, lesu, lemas, letoy, dan loyo yang dianggap tidak dapat mengikuti ritme mereka yang penuh dengan energi.
- Jangan gunakan kata-kata negatif dan pesimis karena kelompok kata itu tidak terdapat dalam kamus mereka yang penuh dengan semangat positif dan optimis.
- Ketika mengikat sebuah kontrak, pastikan dengan tegas bahwa mereka komit dengan apa yang telah disepakati dan dapat bertanggung jawab atas penyelesaiannya.
- Berkatalah dengan jujur karena mereka juga demikian adanya. Sekali kebohongan terdeteksi, mereka tidak akan percaya lagi pada lain kesempatan.
- Tunjukkan bahasa tubuh yang penuh keceriaan dan semangat.

Orang dengan golongan darah O paling suka berkomunikasi dengan mereka yang penuh semangat. Orang-orang yang tidak memiliki semangat hidup yang baik sulit menjadi teman dekat orang golongan ini. Karena mereka selalu semangat sejalan dengan vitalitas yang mereka miliki. Mereka akan dapat berkomunikasi berjam-jam dengan orang yang cocok dan dapat mengikuti ritme bicara mereka yang sangat optimistis dan motivatif.












Jumat, 01 Mei 2015

Mempeng (Tekun)


Gelem nangkane, ora gelem pulute yang berarti "Mau nangkanya, tapi tak mau terkena getahnya". Pepatah ini berarti orang cenderung menginginkan hal yang baik-baik saja, tapi kurang mau atau suka menghindar untuk menghadapi konsekuensinya. Ingin sukses, tapi tak mau gagal. Ingin kaya, tapi kurang mau berjuang dengan sungguh-sungguh. Ingin terkenal, tapi berusaha dengan cara instan. Ingin ini dan itu, tapi tak mau menjalani proses dan jalan berliku untuk memperolehnya. Akhirnya, banyak orang yang ujungnya menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuannya.

Padahal sejatinya, justru pada saat sulit, gagal, susah, berliku, turun, bahkan terantuk dan terluka, itulah saat kita sedang ditempa. Di mana, saat "menderita" itulah, kita sedang ditempa menjadi berlian dan permata yang tak ternilai harganya. Hanya mereka yang tahan dalam menghadapi berbagai hadangan ujian dan cobaanlah yang akan mampu mewujudkan impian.

Untuk menggambarkan kekuatan menghadapi berbagai tempaan hidup ini, saya teringat salah satu omongan yang sering saya dengarkan ketika kecil, yakni mempeng yang dalam bahasa Indonesianya, kurang lebih artinya adalah "tekun". Saat kecil, saya sering mendengar nasihat orangtua pada anaknya yang masih sekolah: "Mempengo sinau" atau "Tekunlah belajar". Dan, saat sudah bekerja, banyak pula orang yang menasihati: "Mempengo nyambut gawe" atau "Tekunlah bekerja". Sepertinya sederhana dan mudah dilakukan. Tapi, mempeng sebenarnya mempunyai kekuatan yang luar biasa untuk menjadikan kita sebagai "permata-permata mahal kehidupan".


Dalam unsur mempeng, kita mendapati ketahanan dalam berfokus pada tujuan, kemampuan untuk menahan segala godaan yang melenakan, hingga kemauan sangat kuat untuk mewujudkan segala harapan. Ibarat kisah legenda Thomas Alva Edison yang menemukan bola lampu pijar setelah (konon) mengalami 9.999 kali kegagalan. Dengan ke-mempeng-an, kita akan memiliki daya tahan dan mentalitas prima yang takkan goyah oleh berbagai cobaan. Jika Edison bisa bertahan hingga ribuan kali kegagalan, pertanyaannya adalah, berapa kali kita mampu bangkit dari kegagalan? Mempeng bisa menjadi "solusi" yang menunjukkan seberapa kuat kita saat mengalami masa-masa sulit.

Apa pun pilihan hidup yang ada di hadapan kita, mari kita coba untuk terus mempeng memaksimalkan apa yang kita bisa. Mempeng pada bidang yang kita kuasai, mempeng pada profesi yang kita lakoni. Dan jangan lupa, selipkan cinta pada pekerjaan apa pun yang sedang kita jalani. Sehingga, kekuatan mempeng akan jadi kekuatan pembeda.

Mari mempeng dalam hidup ini. Niscaya, pintu-pintu sukses akan selalu siap terbuka untuk kita.