Jumat, 01 Mei 2015

Mempeng (Tekun)


Gelem nangkane, ora gelem pulute yang berarti "Mau nangkanya, tapi tak mau terkena getahnya". Pepatah ini berarti orang cenderung menginginkan hal yang baik-baik saja, tapi kurang mau atau suka menghindar untuk menghadapi konsekuensinya. Ingin sukses, tapi tak mau gagal. Ingin kaya, tapi kurang mau berjuang dengan sungguh-sungguh. Ingin terkenal, tapi berusaha dengan cara instan. Ingin ini dan itu, tapi tak mau menjalani proses dan jalan berliku untuk memperolehnya. Akhirnya, banyak orang yang ujungnya menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuannya.

Padahal sejatinya, justru pada saat sulit, gagal, susah, berliku, turun, bahkan terantuk dan terluka, itulah saat kita sedang ditempa. Di mana, saat "menderita" itulah, kita sedang ditempa menjadi berlian dan permata yang tak ternilai harganya. Hanya mereka yang tahan dalam menghadapi berbagai hadangan ujian dan cobaanlah yang akan mampu mewujudkan impian.

Untuk menggambarkan kekuatan menghadapi berbagai tempaan hidup ini, saya teringat salah satu omongan yang sering saya dengarkan ketika kecil, yakni mempeng yang dalam bahasa Indonesianya, kurang lebih artinya adalah "tekun". Saat kecil, saya sering mendengar nasihat orangtua pada anaknya yang masih sekolah: "Mempengo sinau" atau "Tekunlah belajar". Dan, saat sudah bekerja, banyak pula orang yang menasihati: "Mempengo nyambut gawe" atau "Tekunlah bekerja". Sepertinya sederhana dan mudah dilakukan. Tapi, mempeng sebenarnya mempunyai kekuatan yang luar biasa untuk menjadikan kita sebagai "permata-permata mahal kehidupan".


Dalam unsur mempeng, kita mendapati ketahanan dalam berfokus pada tujuan, kemampuan untuk menahan segala godaan yang melenakan, hingga kemauan sangat kuat untuk mewujudkan segala harapan. Ibarat kisah legenda Thomas Alva Edison yang menemukan bola lampu pijar setelah (konon) mengalami 9.999 kali kegagalan. Dengan ke-mempeng-an, kita akan memiliki daya tahan dan mentalitas prima yang takkan goyah oleh berbagai cobaan. Jika Edison bisa bertahan hingga ribuan kali kegagalan, pertanyaannya adalah, berapa kali kita mampu bangkit dari kegagalan? Mempeng bisa menjadi "solusi" yang menunjukkan seberapa kuat kita saat mengalami masa-masa sulit.

Apa pun pilihan hidup yang ada di hadapan kita, mari kita coba untuk terus mempeng memaksimalkan apa yang kita bisa. Mempeng pada bidang yang kita kuasai, mempeng pada profesi yang kita lakoni. Dan jangan lupa, selipkan cinta pada pekerjaan apa pun yang sedang kita jalani. Sehingga, kekuatan mempeng akan jadi kekuatan pembeda.

Mari mempeng dalam hidup ini. Niscaya, pintu-pintu sukses akan selalu siap terbuka untuk kita.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar