Minggu, 19 April 2015

The Gift


Menjelang hari raya, seorang ayah membeli beberapa gulung kertas kado. Putrinya yang masih kecil, masih balita, meminta satu gulung. "Untuk apa?" tanya sang ayah.
"Untuk kado, mau kasih hadiah." jawab si kecil. "Jangan dibuang-buang ya." pesan si ayah, sambil memberikan satu gulungan kecil. Persis pada hari raya, pagi-pagi si kecil sudah bangun dan membangunkan ayahnya, " Yaah , ada hadiah untuk ayah" Sang ayah yang masih malas-malasan, matanya pun belum melek, menjawab, "Sudahlah nanti saja."
Tetapi si kecil pantang menyerah, "yaah yaah bangun yaah , sudah siang." "Ah, kamu gimana sih, pagi-pagi sudah bangunin Ayah." Ia mengenali kertas kado yang pernah ia berikan kepada anaknya. "Hadiah apa nih?" "Hadiah hari raya untuk ayah . Buka dong yah, buka sekarang." Dan sang ayah pun membuka bingkisan itu. Ternyata di dalamnya hanya sebuah kotak kosong. Tidak berisi apa pun juga. "Ah, kamu bisa saja. Bingkisannya kok kosong. Buang-buang kertas kado ayah . Kan mahal?" Si kecil menjawab, "Nggak yah, nggak kosong. Tadi, Putri masukin begitu buaanyaak ciuman untuk ayah." Sang ayah terharu, ia mengangkat anaknya. Dipeluknya, diciumnya. "Putri, auah belum pernah menerima hadiah seindah ini. ayah akan selalu menyimpan boks ini. ayah akan bawa ke kantor dan sekali-sekali kalau perlu ciuman Putri, ayah akan mengambil satu. Nanti kalau kosong diisi lagi ya !" ~~~

Sahabatku, kotak kosong yang sesaat sebelumnya dianggap tidak berisi, tidak memiliki nilai apa pun, tiba-tiba terisi, tiba-tiba memiliki nilai yang begitu tinggi. Apa yang terjadi ? Lalu, kendati kotak itu memiliki nilai yang sangat tinggi di mata sang ayah, di mata orang lain tetap juga tidak memiliki nilai apa pun. Orang lain akan tetap menganggapnya kotak kosong. Kosong bagi seseorang bisa dianggap penuh oleh orang lain. Sebaliknya, penuh bagi seseorang bisa dianggap kosong oleh orang lain. Kosong dan penuh - dua-duanya merupakan produk dari "pikiran" kita sendiri. Sebagaimana kita memandangi hidup, demikianlah kehidupan kita. Hidup menjadi berarti, bermakna, karena kita memberikan arti kepadanya, memberikan makna kepadanya. Bagi mereka yang tidak memberikan makna, tidak memberikan arti, hidup ini ibarat lembaran kertas yang kosong......
 Jangan memandang kehidupan ini dengan pesimis ... berikanlah arti dan makna untuk menjadikan hidup yang lebih baik ... Lihatlah.... dengarlah.... Rasakanlah....sungguh amat besar nikmat Allah yang telah diberikan kepada kita.... Bersyukurlah.....!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar